Sabtu, 22 Maret 2008

Menyingkap Pesona Gunung Manglayang

GUNUNG Manglayang, Kabupaten Bandung, namanya memang kalah jauh dari gunung-gunung lainnya di Jawa Barat. Seperti halnya Gunung Ciremai-Kuningan (3.078 m dpl) dengan keindahan kawah raksasanya dan pelangi yang muncul dari dalam kawah, saat hujan kabut terkena pantulan sinar matahari. Bahkan jika beruntung, kita masih bisa melihat macan tutul/panthera pardus atau macan kumbang di sana. Hutan Ciremai dipercayai berbagai kalangan penggiat alam sebagai salah satu wilayah yang masih memiliki populasi macan tutul dan kumbang teringgi di antara daerah lainnya.

Demikian pula dengan Gunung Gede (3.000 m dpl) yang memiliki keindahan kawah serta danau yang selalu tampak berwarna biru ketika diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru. Atau Gunung Salak yang berketinggian 1.926 m dpl (merupakan bagian dari tiga gunung yang saling berdekatan/Triple Mount: Gede-Pangrango-Salak) yang terkenal akan hutannya yang masih rapat dan “perawan”. Dan banyak gunung-gunung lainnya yang menawarkan daya tarik tersendiri.

Gunung Manglayang memang tidaklah setinggi gunung-gunung lainnya di Jawa Barat. Dengan perjalanan sekitar 3-4 jam dari kaki gunung, kita sudah bisa mencapai puncaknya. Pemandangan yang ditawarkan gunung ini sangat luar biasa. Di puncak Timur Manglayang, kita bisa menikmati keindahan hutan yang sangat luas (ke arah Kab. Sumedang), dengan pohon-pohon besarnya yang masih perawan, sehingga saat menarik nafas akan terasa bau khas hutan di hidung kita.

Jika kita mendaki melalui jalur Jatinangor, akan terlihat kampus-kampus universitas terkenal di Jawa Barat, yang tampak indah dengan bangunan-bangunan yang megah. Pemandangan akan semakin menakjubkan jika kita melakukan perjalanan saat malam hari dengan tujuan transit satu malam di objek wisata Batu Kuda, sepanjang perjalanan menuju kaki gunung, mata kita akan “tersihir” oleh indahnya lampu-lampu Kota Bandung yang bersinar layaknya “jutaan kunang-kunang yang sedang mengintai kita”.

Kabut tebal yang sering muncul di sepanjang perjalanan dan puncak Gunung Manglayang, menambah keanggunan gunung ini. Tidak seperti halnya gunung-gunung tinggi lainnya, kabut tebal di Gunung Manglayang relatif tidak membahayakan, meskipun jalur pendakian tertutup kabut. Justru ketika kabut datang, kita malah akan merasakan betapa indahnya Gunung Manglayang.

Objek Wisata Batu Kuda

Di wilayah kaki Gunung Manglayang terdapat objek wisata Batu Kuda. Di sekitar lokasi kita akan melihat batu-batu besar yang terserak dengan ukuran yang bervariatif. Berdasarkan keterangan masyarakat sekitar kaki Manglayang, konon batu-batu yang berserakan di sekitar Wisata Alam Batu Kuda ini berasal dari letusan Gunung Sunda Purba ribuan tahun lalu, karena Gunung Manglayang merupakan salah satu tebing dari Gunung Sunda Purba.

Yang paling unik dari sekian banyak batu-batu yang berserakan di Batu Kuda adalah adanya sebuah batu yang cukup besar. Batu berukuran raksasa itu mirip sekali dengan seekor kuda, “ukiran alam” yang menakjubkan. Keunikan bentuk batu inilah yang menjadi dasar mengapa lokasi wisata ini dinamakan Batu Kuda.

Berwisata alam di Batu Kuda memiliki keunikan tersendiri. Apalagi jika cuaca cerah, di siang hari kita bisa menikmati indahnya Kota Bandung sambil menghirup bau has hutan pinus yang menyegarkan. Sementara pada malam hari, kita akan menikmati indahnya kerlap-kerlip lampu Kota Bandung, dan bintang-bintang yang berserakan di langit. Sinar lampu kota dan bintang bagaikan paduan “rekayasa manusia dan alam” yang sengaja diciptakan untuk membuai mata kita.

“Bersetubuh dengan alam” di Batu Kuda saat fajar tenggelam begitu menyenangkan. Obrolan santai dengan rekan ditemani secangkir kopi hangat membuat tentram hati kita. Sementara ketika pagi menjelang, kita akan dihibur oleh siulan burung-burung dari berbagai jenis yang seolah telah terlatih untuk membentuk suatu irama yang harmonis. Sejenak, kita akan terlupa oleh penatnya kehidupan kota yang memiliki “sejuta” masalah.(MPASG***)

Tidak ada komentar:

Peta Visitor Mapala-SG dari Seluruh Dunia

Puncak Gunung Semeru Jawa Timur

Puncak Gunung Semeru Jawa Timur
Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, 3.676 mdpl. Tiap "Hari Sakral 17 Agustus" (kemerdekaan RI), dijadikan tempat berkumpulnya pencita alam se-Indonesia. Letupan abu vulkanik, adalah salah satu kekhasan gunung ini.