Minggu, 23 November 2008

Kita Bisa Memutar Arah

KITA BISA MEMUTAR ARAH


“Kita Akan Selalu Hidup Dan Berdampingan Dengan Hazard (Ancaman/Bahaya), Tapi Bencana Dapat Dihilangkan Apabila Kita Melakukan Serta Meningkatkan Kapasitas Dan Upaya-Upaya Pengurangan Resiko Secara Maksimal.”


Masyarakat adalah element paling dasar yang bisa menjadi objek ataupun menjadi subyek dari sebuah resiko bencana. Menjadi Objek, apabila masyarakatnya kurang siap dan tidak tahu cara-cara pengurangan resiko, maka masyarakat tersebut masuk dalam kategori masyarakat yang menjadi objek dari suatu korban bencana. Menjadi Subjeck, ada dua kemungkinan dalam kategori subjeck ini; pertama, subjeck dalam pengertian masyarakat itu sendirilah yang menyebabkan bahaya/ancaman di sekitarnya meningkat menjadi bencana. Yang masuk ke dalam kategori ini adalah masyarakat yang pengetahuan, kesadaran serta kesiapsiagaannya kurang dalam menghadapi ancaman ataupun bencana yang terjadi didaerahnya sendiri. Kedua; subjeck dalam pengertian ini adalah masyarakat yang bisa menjadi pelaku utama dalam hal pencegahan ataupun pengurangan resiko terhadap bencana. Karena jika semua masyarakatnya telah memiliki kepedulian dan kesadaran yang tinggi, baik itu kesadaran untuk menjaga lingkungan ataupun kesadaran untuk dapat menjadi kader-kader penggerak dalam hal peningkatan kapasitas dan peningkatan kepedulian masyarakat lainnya terhadap lingkungan serta melakukan kegiatan-kegiatan pengurangan resiko bencana.

Kalangan Pecinta Alam telah melakukan suatu terobosan yang baik dalam hal Upaya-upaya Pengurangan Resiko Bencana dan upaya-upaya penyadaran masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Karena dalam kegiatannya, kalangan Pecinta Alam telah melakukan upaya peningkatan Kapasitas bagi masyarakat yang tinggal didaerah yang rawan bencana melalui program-program kesiapsiagaan bencana dan sosialisasi serta pencegahan Climate Change seperti Program KBBM, CBDP, CBFA, Flu Burung serta program-program lainnya yang berhubungan dengan upaya-upaya pencegahan Climate Change. Tujuan dari program-program tersebut adalah untuk menguatkan kapasitas dan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kepedulian kita terhadap berbagai ancaman yang sekarang ini sering terjadi di Bumi kita tercinta.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh kalangan Pecinta Alam ataupun Stakholder lainnya dalam upaya Pengurangan Resiko bencana ataupun peningkatan kapasitas bagi masyarakat, tidak lain adalah segelumit usaha manusia yang mencoba memutar arah ketika Bumi terancam Pemanasan Global, dimana suhu rata-rata permukaan bumi semakin meningkat dan menjadikan perubahan iklim dibumi yang dampak akhirnya terjadi bencana dimana-mana, maka kewajiban kitalah untuk dapat menghentikannya ataupun mengurangi lajunya..

Bagaimana pemanasan global bisa terjadi?

Pemanasan global terjadi akibat dari peningkatan efek gas rumah kaca yang disebebakan oleh naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca maka semakin banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer dan dipancarkan kembali ke bumi. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Peningkatan suhu iklim juga bisa dikarenakan peningkatan radiasi matahari, namun efeknya relatif sangat kecil.

Bagaimana peran manusia dalam mempengaruhi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca?

Kegiatan manusia, terutama berupa pembakaran bahan bakar fosil dan aktifitas pertanian, pembalakan hutan, dan kebiasaan membuang sampah secara sembarangan akan menghasilkan emisi berupa gas rumah kaca yaitu CO2, CH4, N2O dan halokarbon (kelompok gas yang mengandung florine, klorin dan bromin). Gas-gas tersebut terakumulasi di atmosfer sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi seiring dengan perjalanan waktu. Peningkatan ini sangat kentara pada era industri seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Seberapa besar kontribusi manusia dalam pemanasan global jika dibandingkan dengan faktor-faktor alam yang lain?

Pemanasan atau pendinginan global dipengaruhi oleh faktor alam dan faktor manusia. Yang termasuk faktor alam adalah tingkat radiasi matahari dan letusan gunung merapi. Naik turunnya radiasi matahari berpengaruh terhadap naik turunnya suhu bumi. Sementara, letusan gunung berapi memberikan efek penuruanan suhu bumi untuk beberapa saat. Aktifitas manusia juga memberikan efek pada naik turunnya suhu bumi. Namun jika diakumulasi, maka secara keseluruhan aktifitas manusia pada peningkatan suhu bumi jauh lebih besar daripada kontribusi faktor-faktor yang lain . Besarnya kontribusi terhadap pemanasan global disebut dengan istilah radiative forcing. Semakin besar radiative forcing semakin besar kontribusinya terhadap pemasan global.

Kita dapat memutar arah!

Berita yang baik adalah bahwa kita belum terlalu terlambat untuk memutar arah. Salah seorang ahli pemanasan global dan pimpinan dari penelitian iklim NASA, Dr. James Hansen baru-baru ini menulis sebuah surat: “Kita Belum Melewati Titik Dimana Kita Tak Bisa Berbalik. Kita Masih Bisa Berputar Balik Tepat Pada Waktunya Namun Dibutuhkan Tindakan Yang Cepat Ke Arah Itu”. Berbagai pemerintah serta organisisi telah mengambil tindakan dan berusaha untuk mencari pemecahan yang lebih lanjut. Usaha yang terbaru dilakukan oleh Bali, Indonesia, yang mengadakan sebuah konferensi internasional untuk mempertemukan para diplomat yang mewakili bangsa-bangsa di seluruh dunia untuk berusaha bersama dalam mencari cara untuk menyelamatkan planet ini.


Namun, menurut apa yang sering diperingati oleh Dr. Hansen terhadap orang-orang dalam upaya mencegah terjadinya Perubahan Iklim, jawabannya adalah setiap orang harus mengambil tanggung jawab pribadi atas tindakan mereka.

Tindakan apa yang harus kita lakukan?

Perubahan gaya hidup kita sangatlah penting. Itu berarti kita harus lebih sering menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, menggunakan sepeda, menggunakan bahan bakar bio sebagai pengganti bahan bakar fosil, menggunakan peralatan yang hemat energi, mencabut colokan listrik saat tidak memakainya, dan hanya membeli barang yang benar-benar diperlukan. Ini adalah langkah-langkah kecil yang dapat dilakukan oleh setiap individu untuk menyelamatkan planet yang indah ini. Perubahan yang paling penting, adalah perubahan pola hidup dan peningkatan kesadaran kita, terutama kesadaran kita untuk tetap menjaga, melindungi dan melestarikan alam. Jadi, untuk menjadi bagian dari solusi tersebut anjurkanlah kepada setiap orang untuk tetap menjaga lingkungan! Jadikanlah tahun 2008 ini sebagai tahun untuk melestarikan Bumi dan kehidupan seluruh penghuninya.

Posting by:

Indra Setia Nugraha

***

“Emosi adalah kelemahan ku,,,

Ketenangan adalah jiwa ku,,,

Pengabdian adalah jalan hidup ku,,,”

***

1 komentar:

Sahabat Sepeda dari mengatakan...

Salam rimba juga!!! Iya nih soalnya tempat ngisi pesan MAPALA STMIK GANESHA di komputerku selalu gak bisa kebuka. (dampal)

Peta Visitor Mapala-SG dari Seluruh Dunia

Puncak Gunung Semeru Jawa Timur

Puncak Gunung Semeru Jawa Timur
Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, 3.676 mdpl. Tiap "Hari Sakral 17 Agustus" (kemerdekaan RI), dijadikan tempat berkumpulnya pencita alam se-Indonesia. Letupan abu vulkanik, adalah salah satu kekhasan gunung ini.