Dalam upacara pembukaan JLM di Kampus STMIK Ganesha, Jl. Kiaracondong 416 Bandung, belum lama ini, Pj. Ketua STMIK Ganesha, Drs. Bernard Simamora, S.IP., MBA., yang bertindak sebagai inspektur upacara, mengamanatkan agar siswa JLM dan seluruh Komando Latihan melaksanakan kegiatan dengan mematuhi prosedur pendidikan dasar. Ia juga berpesan, agar siswa JLM melaksanakan kegiatan dengan penuh disiplin.
”Disiplin dalam melaksanakan JLM dan dalam berorganisasi nanti, akan terbawa dalam keseharian anda, baik sebagai mahasiswa atau individu-individu yang notabene akan terjun dalam dunia kerja,” tutur Bernard.
Bernard juga menyampaikan, misi sosial yang menjadi salah satu agenda kerja Mapala-SG, baik dalam penanganan bencana alam, penghijauan, maupun operasi Search and Rescue/SAR merupakan tugas mulia. ”Untuk itu, seluruh siswa JLM agar mengembangkan pengetahuan dan solidaritas antar sesama, agar suatu saat nanti anda dapat menyumbangsihkan tenaga dan pikiran anda kepada masyarakat dengan baik,” ujarnya.
Sementara Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan STMIK Ganesha, Dedy Rahmat, S.IP., M.Si., mengatakan, kegiatan JLM tersebut telah direncanakan sejak lama. ”JLM adalah nama lain dari Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar). Kegiatan ini, hanyalah rangkaian kecil dari program pembinaan berjenjang Mapala-SG. Setelah JLM, anggota baru akan mendapatkan masa pola pembinaan oleh seniornya. Lalu mereka juga harus melalui masa pengembaraan dan sidang laporan perjalanan. Terakhir, mereka harus mengikuti Kursus Pelatih (Susplat), sebelum terjun dalam pendidikan dasar selanjutnya,” tuturnya.
Dedy yang juga pendiri dari Mapala-SG ini mengaku, bahwa untuk membentuk organisasi pecinta alam tersebut sesungguhnya tidak mudah. ”Kegiatan Pecinta Alam dapat mengakibatkan resiko fatal, jika para penggiatnya tidak memiliki kemampuan dasar yang cukup. Apalagi kalo kita maklumi kegiatan mereka sarat dengan resiko. Baik ketika mereka ’bermain’ di tebing, sungai/arung jeram, susur gua, pendakian gunung, dll.,” cetusnya.
Untuk itu, kata Dedy, jauh sebelum pelaksanaan JLM, ia telah mempersiapkan seluruh staf komando latihan (kolat), agar memiliki kualifikasi sebagai seorang instruktur. ”Kami membekali kolat, bukan saja dengan pengetahuan petualangan, namun juga mereka belajar administrasi, manajerial, dan psikologi pendidikan melalui kegiatan Susplat. Namun, tentu saja apapun yang kami berikan bukan harga mati. Artinya seluruh anggota Mapala-SG harus terus berlatih, karena tidak ada anggota yang terlatih, yang ada adalah anggota yang terus berlatih,” demikian Dedy.(sumber:pelitanews.com-HR/MI/R)
1 komentar:
Salam rimba juga!!! Iya nih soalnya tempat ngisi pesan MAPALA STMIK GANESHA di komputerku selalu gak bisa kebuka. (dampal)
Posting Komentar